virqinf. Diberdayakan oleh Blogger.

Sepucuk surat dari seorang Ayah

>> Sabtu, 19 Juni 2010

Aku tuliskan surat ini atas nama rindu yang besarnya hanya Allah yang tahu. Sebelum kulanjutkan, bacalah surat ini sebagai surat seorang ayah kepada anaknya.

Nak, menjadi ayah itu indah dan mulia. Besar kecemasanku menanti kelahiranmu dulu belum hilang hingga saat ini. Kecemasan yang indah karena ia didasari sebuah cinta. Sebuah cinta yang telah dirasakan bahkan ketika yang dicintai belum sekalipun kutemui.
Nak, menjadi ayah itu mulia. Bacalah sejarah Nabi Nabi dan rasul dan temukanlah betapa nasehat terbaik itu dicatat dari dialog seorang ayah kepada anaknya.
Meskipun demikian, ketahuilah Nak, menjadi ayah itu berat dan sulit. Tapi kuakui, sepanjang masa keberadaanmu adalah salah satu masa terindah dan paling aku banggakan bahkan di hadapan Tuhan , ketika aku duduk berduaan menghdapNya, hingga saat usia senja ini.

Seiring berjalannya waktu, kusadari bahwa engkau bukan milikku atau milik ibumu, Nak. Engkau lahir bukan karena cintaku dan cinta ibumu. Engkau milik Tuhan. Tak ada hakku menuntut pengabdian darimu. Karena pengabdianmu semata mata seharusnya hanya untuk Tuhan.
Sejak saat itu , Nak, satu satunya usahaku adalah mendekatkan engkau dengan pemilikmu yang sebenarnya. Tugasku bukan membuatmu dikagumi orang lain, tapi agar engkau dikagumi dan dicintai Tuhan.
Kemudian kitapun memulai perjalanan itu berdua, tak pernah engkau kuhindarkan dari kerikil tajam dan lumpur hitam. Aku cuma menggenggam jemariku dan merapatkan jiwa kita satu sama lain. Agar dapat kau rasakan perjalanan ruhaniah yang sebenarnya. Saat engkau mengeluh letih berjalan, kukuatkan engkau karena kita memang tak boleh berhenti. Perjalanan mengenal Tuhan tak kenal letih dan berhenti,Nak.
Berhenti berarti mati.Inilah kataku ketika memeluk dan menghapus air matamu, saat kau hampir putus asa.

Akhirnya, Nak.
kalau nanti, ketika semua manusia dikumpulkan di hadapan Tuhan, dan kudapati jarakku amat jauh dariNya, aku akan ikhlas. Karena seperti itulah aku didunia.
Tapi, kalau boleh aku berharap, aku ingin saat itu melihatmu dekat dengan Tuhan.
Aku akan bangga , Nak.,karena itulah bukti bahwa semua titipan bisa kita kembalikan kepada pemiliknya.

-dari ayah yang senantiasa merindukanmu-

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template Werd by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP