virqinf. Diberdayakan oleh Blogger.

maret 2011

>> Selasa, 29 Maret 2011

My dear,
I don't remember when love came to me,
But I won't forget the first time I saw you

" Happy Birthday "

:)

Read more...

2 words , 1 meaning

>> Jumat, 25 Maret 2011

“Hei”

Indy yang sedang asik mendribel bola basketnya kaget mendengar ada seorang cowok yang tiba tiba menegurnya. Dia hentikan kegiatannya sejenak untuk menoleh.

“Hei”, sahutnya sambil melanjutkan mendribel bola.

“Atlet juga? Cabang basket ya?”, cowok itu meneruskan pertanyaannya.

“Bukan”, sahut Indy acuh.

“Namaku Arif”, lanjut cowok itu memperkenalkan dirinya.

Indy menghentikan permainannya, “Aku tau. Siapa sih yang nggak tahu namamu. Arif Wahyudi, pesepakbola terkenal. Timnas U-19 yang sekarang gabung di klub Argentina”, ujar indy sambil tersenyum.

“Oh. Eh. Namamu?kalau boleh tahu”, jawab Arif gugup.

“Aku Indy”, sahut Indy tersenyum kecil sambil berjalan keluar lapangan.

“Kamu bukan Atlet? Kok bisa main basket di sini? Bukannya ini gelanggang khusus atlet?”, tanya Arif menjajari langkah Indy.

“Ayahku asisten pelatih tim basket senior, jadi aku bebas keluar masuk stadion ini selama tidak mengganggu proses latihan”, jawab Indy mempercepat langkahnya.

“Permainanmu bagus. Kenapa nggak jadi atlet saja?”

“Hei apa kamu sedang ada janji? Kenapa jalanmu cepat sekali?” sambung Arif seraya memegang siku Indy.

Indy melepaskan pegangan Arif di sikunya. Ditatapnya Arif dengan pandangan tidak senang, “Pertama makasih udah bilang permainanku bagus. Kedua main basket cuma hobiku dan aku nggak berniat jadi atlet. 
Ketiga, ya, aku ada les pukul 17.00 dan aku sudah terlambat limabelas menit.”, jawab Indy lalu berjalan menuju motornya dan segera pergi meninggalkan Arif yang hanya bisa bengong menatap kepergiannya.

Wow galak juga. Tapi manis, walaupun rambutnya acak acakan begitu, batin Arif.

◊◊◊◊

Indy baru saja satu langkah memasuki kelasnya ketika dia mellihat teman-teman sekelasnya bergerombol di sudut kanan kelas. Seperti ramai membicarakan sesuatu.

“Pada ngomongin apaan sih, Ras?”, tanyanya ke Rasti, teman sebangku sekaligus sahabat terdekatnya.

Belum sempat Rasti menjawab, Pak Ikhsan, guru matematika mereka berjalan memasuki kelas dengan diikuti seorang cowok di belakangnya.

Indy terbelalak, Arif? Kenapa dia di sini? Ah, pantes aja anak-anak pada rame tadi. Pasti ngomongin dia. Tapi ngapain dia di sini ya?

“Anak-anak sekolah kita kedatangan murid baru yang pastinya kalian sudah tahu dan mengenal siapa dia. Ya, dia adalah Arif Wahyudi. Arif akan bersekolah di sini untuk sementara waktu, sampai musim liga Argentina di mulai lagi.”, kata Pak Ikhsan seakan menjawab pertanyaan dalam hati Indy.

“Bapak harap kalian bisa membantu Arif untuk beradaptasi dengan lingkungan sekolah kita.”, lanjut Pak Ikhsan.

Pandangan mata Indy bertemu dengan Arif. Arif tersenyum dan melambai kecil ke arahnya yang langsung dibalas dengan senyum pula oleh Indy. Tak urung kejadian itu membuat murid-murid yang lain menjadi agak ribut.

“Ndy, lo kenal ya ama Arif?”, tanya Rasti setelah Arif dipersilakan duduk dan Pak Ikhsan melanjutkan pelajarannya.

Indy hanya menganggukkan kepala. Acuh seperti biasa.

Pelajaran berlangsung lancar seperti biasanya. Ketika bel istirahat berbunyi dan Indy sudah siap-siap menuju kantin, Arif menghampirinya.

“Ndy, mau ke kantin? Bareng ya. Aku belum tau kantinnya dimana”, pinta Arif

“Oke” jawab Indy singkat karena perutnya sudah sangat lapar.

Di kantin mereka membicarakan banyak hal. Ternyata Arif adalah teman ngobrol yang asik menurut Indy. Wawasan Arif cukup luas, dan obrolan mereka nyambung karena Indy dibesarkan di keluarga atlet, lagipula Indy juga hobi nonton bola. Indy yang sebenarnya tidak terlalu suka berbagi cerita dengan orang baru, menjadi nyaman ketika mengobrol dengan Arif.

Sebenarnya sudah sejak lama Arif mengamati Indy yang sedang bermain basket di stadion tempatnya latihan. Tetapi baru kemarin dia berani menyapanya. Itupun dia gugup setengah mati.

Ini cewek kalo lagi ngomong maniis banget sih , batin Arif setiap kali ngobrol dengan Indy.

◊◊◊◊

dan apa yang bisa kulakukan ketika kutemukanmu disudut mataku?
..
hanya bersorak dalam hati saja
..
hanya tersenyum tipis saja
..
hanya memandangmu tulus saja
..
hanya menggumam sepatah doa untukmu saja
..
hanya memuji manis rupamu saja
..
hanya berharap kau tidak beranjak
..
dan tetaplah di sudut mata
..
atau kau bisa menoleh
dan lemparkan sedikit senyum untukku.

Terimakasih.

Lambat laun mereka menjadi dekat satu sama lain. Sering bermain basket bareng. Atau sekedar pergi makan malam di sela-sela jadwal kosong Arif. Indy pun mulai sering menemani Arif latihan. Arif akan dengan sangat semangat menjebol gawang lawan jika Indy menonton pertandingannya. Tanpa sadar mereka mulai bergantung satu sama lain.

Ketika menyadari bahwa kehadiran Arif di Indonesia hanyalah untuk sementara, hati Indy terasa gelisah. Dia sudah terbiasa dengan kehadiran Arif di hidupnya. Begitupun dengan Arif, kalau bukan karena kontrak yang mengikatnya, dia tidak ingin kembali ke Argentina. Dia ingin bermain di Indonesia. Dia ingin terus berada di sisi Indy.

“Ndy, lusa aku balik ke Argentina”, kata Arif perlahan membuka percakapan dengan Indy tentang kepulangannya esok.

“ Terus?” , kata Indy.

“ Terus? Cuma terus nih komentarnya?” , kata Arif

“Kamu pengen tahu suatu kenyataan yang jujur apa bohong?”, jawab Indy, ditatapnya mata Arif.

“hmm. Bohong dulu deh.”, jawab Arif mengulum senyum.

“Aku seneng kamu balik lagi ke Argentina. Nggak ada yang gangguin aku lagi. Nggak ada yang ngatain aku bawel lagi.”, kata Indy lirih seraya menundukkan kepala.

Arif tersenyum, ditangkupkan kedua tangannya di pipi Indy. Didongakkannya kepala Indy sehingga mata mereka bertatapan, “ Kalau yang jujur?”, katanya.

“Aku nggak pengen kamu pergi. Argentina itu jauh sekali.”, jawab Indy

“Aku juga nggak pengen pergi, Ndy, sebenarnya. Aku nggak pengen jauh dari kamu. Tapi aku harus menyelesaikan kontrakku di sana dulu, baru aku bisa main di Indonesia. Tinggal satu musim lagi. Kamu mau bersabar enam bulan lagi?”, terang Arif tanpa melepaskan tangannya dari pipi Indy.

“Entahlah. Enam bulan bukanlah waktu yang singkat”, jawab Indy

“Ah. Aku tau kamu bakal kangen sama aku. Ya kan?” goda Arif sambil mengacak rambut Indy.

“Hei. GR. Siapa yang bakal kangen sama kamu. GR GR GR GR!!”, umpat Indy kesal.

“Beneran kamu nggak kangen sama aku nanti?”, sahut Arif nyengir memperlihatkan deretan giginya yang rapi.

“Nggak!” jawab Indy tegas.

“Nanti kalau kamu kangen, kamu mau nggak ngasi tau ke aku?”, tanya Arif tersenyum kecil

“Kenapa harus ngasi tau kamu?”, Indy balas bertanya.

“biar aku bisa ngelakuin sesuatu untuk ngobati kangenmu.”, jawab Arif.

“Misalnya? “, Indy memicingkan mata kanannya.

“Dateng ke mimpimu. Hahaha “, ujar Arif sambil mengerlingkan matanya ke Indy yang langsung di sambut dengan cubitan Indy di pipinya.

Mereka tertawa. Mentertawakan perpisahan untuk sementara esok.

◊◊◊◊

Malam itu genap enam bulan Arif merumput di Argentina. Selama ini Arif dan Indy tetap menjaga komunikasi mereka melalui chatting, telepon, email, maupun jejaring sosial yang ada.

Entah kenapa hari itu Indy merasa kangen yang teramat sangat. Dia ingat pesan Arif untuk memberitahunya jika dia merasa kangen. Segera diketiknya pesan singkat untuk Arif. Dia berharap Arif tidak sedang latihan,

Hai. Mau baca sebuah pengakuan? ketiknya.

Apa ? balas Arif di pesan singkatnya

“I miss you” balas Indy cepat.

Tidak berapa lama ringtone HP nya berbunyi, Arif telfon , jerit Indy girang.

“Hei”, sapanya gugup.

“Kenapa baru hari ini bikin pengakuan kalau kamu kangen sama aku? Jadi selama enam bulan ini kamu nggak kangen sama aku, hah?” berondong Arif geli.

“Hei kenapa marah-marah begitu? Sudah untung aku mau bilang.”, sungut Indy.

“Hahaha. Maaf maaf. Sekarang keluarlah”, pinta Arif.

“Kenapa? Ada apa di luar ? Sudah malam disini. Kamu jangan nakut-nakutin deh”, jawab Indy heran.

“Udah deh, keluar aja sekarang”, pinta Arif sekali lagi

Ragu-ragu Indy menuju ke jendela kamarnya yang terletak di lantai dua rumahnya. Di bukanya korden dan dilihatnya keluar. Tidak ada apapun di luar dan ketika dia hendak menutup kordennya, tanpa sengaja dia melihat ke lantai satu. Betapa Indy terkejut melihat Arif sedang tersenyum melambai ke arahya.

Segera Indy berlari turun dan keluar rumah. Nafasnya ngos-ngosan ketika sampai di depan Arif karena dia begitu bersemangat.

“hai cantik”, sapa Arif tersenyum manis.

“Kapan dateng? Kenapa nggak ngasi tau dulu kalo...” Indy tidak bisa meneruskan kata-katanya karena Arif tiba-tiba menarik dan memeluknya.

“Aku kan sudah bilang, kalau kamu bilang kangen, aku akan melakukan sesuatu”, ujar Arif lirih seraya mengeratkan pelukkannya.

“Sekarang aku mau dengar kalau kamu kangen sama aku, secara langsung.”, tambahnya.

Indy melepaskan pelukannya, ditatapnya Arif dan tersenyum, “I miss you bad”, ujarnya lembut.

“i miss you too, cantik.”, jawab Arif. Di kecupnya lembut pucuk kepala Indy.

“I love you”, tambah Arif.

“I love you too, Arif.”, ucap Indy tulus

◊◊◊◊

kepada Pencipta dingin malam ini aku berterimakasih.
tentang aku yang pada akhirnya bisa mengenalmu.
tentang perasaanku kepadamu.
tentang perasaanmu kepadaku.
tentang 2 kata yang menyatukan kita ;
“aku mencintaimu”

Read more...

acuh

>> Kamis, 24 Maret 2011

Aku hanya ingin Kau bantu mengikisnya.
Aku hanya merasa lelah, Tuhan.

Ketika aku berusaha menghalaunya, ketika aku berusaha menyangkalnya, maka dia akan semakin kuat tertanam di hatiku.

Sudah kuberi tahu dunia bahwa aku tidak mencintainya, tapi ada apa dengan mata dan jantungku yang tiba tiba tidak terkontrol jika bertatapan dengannya, kemana suara dan ceriaku ketika berpapasan tanpa sapaan dengannya.

Aku tidak mau ini menjadi berlebihan, Tuhan.
Sungguh aku tidak mau main main dengan cinta

Read more...

ketika males nulis

>> Kamis, 03 Maret 2011

good luck buat persiapannya yaa.
insya Allah lolos terus keterima. amin.
i'll keep you in my pray
:)



~judul ga nyambung ama isi ya?
~suka suka penulis :)

Read more...

percakapan singkat dengan ibu

>> Selasa, 01 Maret 2011

saya (V) : buk. nggak mau tau gimana caranya nanti aku harus bisa ketemu ama Arif Suyono.
ibu (I) : siapa tu arif suyono?

V : pemain bola buuuk..kereeeeen banget.

I : ya nanti kalo pas main sama PSIS. nonton sama bapak kn gampang turun ke bawahnya.

V : ya pokoknya aku harus ketemu sama arif suyono harus ! gamau tau !

I : halah. jangan2 udah punya istri.

V : -_- lha emang udah punya anak,istri.

I : oalaaah kirain kayak Bahdim bahdim itu. lha kok udah punya istri. opo apike ?

V : noooooo buk. arif semilyar kali lebih keren dari bachdim plis -,-

I : yo yo karepmu karepmu

V : ya pokoknya nanti kalo ketemu aku mau pegang pipinya.dan dia harus pegang kepalaku. aku mau pokoknya aku mau ketemu.

I : ooo lha bocah rada miring iki.

Read more...

  © Blogger template Werd by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP