virqinf. Diberdayakan oleh Blogger.

should i confess? ~1? ~1

>> Selasa, 02 Agustus 2011

" Oppa...Oppa..", teriak yeoja kecil itu sambil berlari ke arah seorang namja yang sedang duduk di bangku halaman rumahnya, tangan namja itu memegang setangkai bunga chrysant.

Duagh. Sebongkah batu menghentikan lari yeoja kecil itu dan membuat tubuh mungilnya tersungkur.

" Ya! Bin Rae-ya. Hati-hati. Kenapa kau berlari seperti itu !", namja yang dipanggil oppa tadi berlari ke arah dimana yeoja kecil itu tersungkur.

" Bin Rae-ya, gwenchanha.. " tanya nya sembari membantu yeoja kecil itu untuk duduk.

" Ne..gwenchanha, Oppa. tapi lututku sakit sekali" , ujar si yeoja kecil meringis menahan sakit seraya memandangi kedua lututnya yang lecet dan berdarah.

" kemarilah, naik ke punggungku" , ucap namja itu lembut lalu ia membalikkan badannya membelakangi Bin Rae dan langsung berdiri ketika dirasakannya Bin Rae sudah naik ke punggungnya.

" ada apa Bin Rae-ya, kenapa kau sampai lari-lari seperti itu mencariku?" ,tanya namja itu memulai pembicaraan, langkahnya perlahan menuju ke dalam rumah.

" ini..aku mau memberi tahu oppa kalau aku memenangkan lomba menyanyi lagi hari ini, dan medali ini kuberikan untuk oppa" , ujar Bin Rae ceria dan dalam hitungan detik dia mengalungkan sebuah medali di leher namja itu.

" Chukkae Bin Rae-ya, suaramu memang sangat bagus. tapi kenapa kau berikan medalimu padaku?", tanya nya sedikit menelengkan mukanya ke wajah yeoja kecil yang sedang bersandar di pundak kanannya.

" itu untuk oppa. karena selama ini oppa yang selalu mendukung dan menyemangatiku. aku ingin oppa menyimpan medali itu sebagai tanda persahabatan kita dan berjanjilah oppa tidak pernah melupakan aku" , tukas Bin Rae ringan.

" Ne.. Bin Rae-ya. oppa tidak akan pernah melupakanmu" , janji namja itu. Seulas senyum manis tersungging di wajahnya.
-----
Park Jongshu menghela nafas. Namja itu mendongak dan memejamkan matanya, di tangannya tergenggam setangkai bunga chrysant.

kenangan itu, kenangan masa kecilnya bersama Shin Bin Rae, yeoja kecil yang menjadi tetangga sekaligus sahabatnya. Dulu. 15 tahun yang lalu.
Shin Bin Rae yang pandai menyanyi, Shin Bin Rae yang selalu ceria, Shin Bin Rae yang senyumnya sangat manis. dan Shin Bin Rae yang menjadi cinta pertamanya.

Park Jongshu menghela nafas lagi, genggamannya pada setangkai bunga chrysant semakin menguat.
" Bin Rae-ya..sebenarnya kau dimana?", gumamnya lirih
" aku sangat merindukanmu. bukankah kau yang membuatku berjanji untuk tidak melupakanmu? kenapa sekarang kau yang melupakanku Bin Rae-ya", lanjutnya dalam hati.
----
Hari itu, hari dimana Park Jongshu menggendong Shin Bin Rae setelah dia terjatuh, adalah hari terakhir mereka bertemu. Setelah mengobati luka di lutut Bin Rae, Jongshu mengantarnya pulang. Rumah mereka hanya berjarak pagar kayu setinggi 3 meter. Ya, rumah mereka memang tepat bersebelahan.
Jongshu mengantar Bin Rae sampai ke dalam rumahnya. Dia memang sudah terbiasa keluar masuk rumah Bin Rae, dan orangtua Bin Rae pun tidak mempermasalahkan hal itu. Mereka sudah menganggap Jongshu seperti anak mereka sendiri.
" annyeong ahjumma", Jongshu tersenyum ramah kepada ibu Bin Rae yang sedang menonton TV.
" annyeong Jongshu-ya", jawab ibu Bin Rae membalas sapaan dan senyum Jongshu. tetapi sedetik kemudian senyumnya lenyap ketika dilihatnya kedua lutut Bin Rae yang diperban.
" Ommoo! apa yang terjadi Raenny-ya? ada apa dengan lututmu?" tanyanya panik dan bergegas menghampiri Bin Rae.

" tadi Bin Rae terjatuh ahjumma.tapi tidak usah khawatir, aku sudah mengobatinya" , Jongshu tersenyum melihat tingkah ibu Bin Rae.

" khamsahamnida Jongshu-ya" , ibu Bin Rae mengucapkan terimakasih dan menuntun Bin Rae ke sofa di dekat mereka.

"Ne, ahjumma. kalau begitu saya permisi dulu. Bin Rae-ya, oppa pulang dulu"
Jongshu berjalan pulang, akan tetapi setelah beberapa langkah, seakan teringat sesuatu, Jongshu membalikkan badannya dan berjalan menghampiri Bin Rae.
" Bin Rae-ya.. ini untukmu. anggap saja sebagai hadiah pembuka untuk kemenanganmu", Jongshu mengulurkan bunga Chrysant yang digenggamnya sejak tadi.

" gomawo, oppa" , Bin Rae menerimanya sambil memamerkan senyumnya yang paling manis.
----
Perlahan Park Jongshu membuka matanya, menghela nafas pendek lalu beranjak dari bangku yang sejak siang tadi didudukinya.
"aku merindukanmu Bin Rae-ya.. sangat merindukanmu", gumamnya lirih

0 komentar:

Posting Komentar

  © Blogger template Werd by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP