Saya juga tidak tahu untuk apa menulis ini ~1

Saya lupa kapan pertama kali melihatnya karena (dulu) sekilas dia bukanlah termasuk menarik pada pandangan pertama.
Tapi saya ingat pertama kali mengagumi dia. Pagi pagi sekali di hari senin di sudut sempit SMAN 3 Semarang, dia sedang duduk bersila memangku buku (lks) kimia, sepertinya sedang menghapal sesuatu. Saat itu, posisinya, gerakan mulutnya, kerutan samar di dahinya terasa nyaman untuk dipandang berlama lama. Tetapi saya tidak berani, takut dia sadar.
Beberapa hari setelah itu baru saya tahu siapa namanya, kelas berapa dan sedikit tentang dia.
Belum ada yang spesial karena memang saya hanya mengagumi waktu itu.

Sejak saat itu, saya jadi sering melihat dia di sudut sempit itu, dan dalam waktu 2 minggu saya sadar kalau dia ada di sana setiap Senin dan Rabu pagi. Lalu segera saja hari senin dan rabu pagi menjadi favorit saya, berlama lama melihatnya dari kelas saya yang berada tepat di atas sudut sempit itu.
Sangat sulit untuk mengakui bahwa saya mulai merasa ingin mengenalnya , hati saya terus menutupi keinginan itu karena saat itu saya masih menyayangi seseorang. Seseorang yang sejak lama saya sayangi dan pada akhirnya harus memilih sahabat saya. Tentu saja sakit sekali. Tapi sakit itu berangsur angsur menipis karena pemandangan Senin dan Rabu pagi.

Awal perkenalan kami tidak disengaja dan mendadak. Pada waktu itu dia sedang membutuhkan baju untuk sebuah tes, dia pinjam ke temannya yang juga teman saya. Kebetulan saya punya baju itu, jadi teman saya pinjam dan memberikan baju itu ke dia (walaupun akhirnya baju itu tidak dipakai).
Mungkin dia tidak sadar, tapi saya datang di hari seleksi pertamanya, dimana saat itu lagi lagi saya kagumi sifat gigih dan pekerja keras nya.
Saya ikuti perkembangan seleksi itu dan berdoa untuk hasil yang terbaik bagi dia. Ya , berdoa.
Tanpa sadar saya jadi sering berdoa buat dia.




..............................
~part 1~